Jejak Sejarah Kota Lama Semarang

Jejak Sejarah Kota Lama Semarang: Miniatur Eropa di Jawa

 

Kota Lama Semarang, atau yang dulunya dikenal sebagai De Oude Stad, adalah kawasan benteng yang didirikan oleh VOC (Vereeniging van Oost-Indische Compagnië) pada akhir abad ke-17. Kawasan ini dikelilingi oleh parit pertahanan dan dinding, menjadikannya seperti kota tersendiri bagi warga Eropa kala itu.

 

Poin Sejarah dan Arsitektur Ikonik:

 

  • Gereja Blenduk (Gereja Immanuel): Ikon utama Kota Lama. Didirikan pada tahun 1753, gereja Protestan tertua di Jawa Tengah ini terkenal dengan kubah merahnya yang khas (blenduk berarti “cembung” atau “menggelembung”).
  • Gedung Marba: Bangunan kuno bersejarah yang unik, dulunya dimiliki oleh seorang pedagang dari Yaman, Marta Badjunet.
  • Taman Srigunting: Dahulu merupakan alun-alun utama (Gouverneursplein), kini menjadi ruang terbuka hijau yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan kolonial yang terawat.
  • Arsitektur Indis: Bangunan di sini menampilkan perpaduan gaya Eropa, khususnya Belanda, dengan penyesuaian terhadap iklim tropis, ditandai dengan jendela-jendela tinggi, pintu besar, dan ornamen khas.

Kawasan ini tidak hanya menawarkan bangunan bersejarah, tetapi kini telah direvitalisasi menjadi pusat kreatif dan wisata yang sangat instagramable, tempat Anda bisa berjalan kaki menyusuri jalanan berbatu yang membawa Anda kembali ke masa lalu.


 

🍽️ Kuliner Legendaris di Sekitar Kota Lama

 

Kota Lama tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga perut. Berikut adalah beberapa kuliner legendaris dan tempat makan ikonik yang wajib Anda cicipi:

 

1. Nasi Koyor Kota Lama (Sejak 1955)

 

  • Ciri Khas: Hidangan tradisional dengan lauk utama koyor, yaitu bagian urat sapi, yang dimasak hingga empuk dengan bumbu gurih manis khas Semarang.
  • Rasa: Disajikan bersama nasi hangat, gudeg (nangka muda manis), dan sambal goreng tahu. Perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit pedas membuatnya sangat otentik.
  • Lokasi: Terletak di dekat Gedung Marba, warung sederhana ini telah menjadi legenda.

 

2. Babat Gongso Pak Karmin (di Jembatan Mberok)

 

  • Ciri Khas: Jeroan sapi (terutama babat) yang ditumis (gongso) dengan bumbu merah pekat, pedas, dan gurih yang kuat.
  • Rasa: Manis, gurih, dan pedas menyatu dalam satu gigitan. Sering disajikan dengan nasi dan kuah bening.

 

3. Sate dan Gule Kambing 29 (Sejak 1945/1963)

 

  • Ciri Khas: Terletak tepat di seberang Gereja Blenduk. Menawarkan olahan kambing yang terkenal empuk, terutama Sate Buntel dan Gule Kambing dengan bumbu yang medhok (kental).

 

4. Gulai Kambing Bustaman Pak Sabar (Sejak 1969)

 

  • Ciri Khas: Gulai kambing legendaris yang terletak di belakang Gereja Blenduk. Dimasak menggunakan tungku kayu bakar dengan perpaduan rempah Jawa dan Arab. Kuahnya kental dan kaya rasa.

 

5. Tempat Nongkrong Berarsitektur Kolonial

 

Selain kuliner tradisional, beberapa bangunan tua di Kota Lama telah disulap menjadi kafe dan bistro yang populer:

  • Spiegel Bar & Bistro: Menempati bangunan bekas peninggalan Belanda, menyajikan menu Eropa modern dalam suasana kolonial yang elegan.
  • Tekodeko Koffiehuis: Kafe dengan nuansa vintage yang memikat, menyajikan kopi lokal dengan interior rustic yang sering dijadikan spot foto.

Kota Lama Semarang benar-benar menyajikan pengalaman yang utuh: menghirup aroma sejarah sembari menikmati hidangan yang diwariskan lintas generasi.

By admin

Related Post